Jl. Ahmad Yani 40
Surakarta, Jawa Tengah 57143

Tema
Konferensi

“Perlindungan
Pusaka Tak Teraga & Pembangunan Kota
Berkelanjutan’
Pada
konferensi ini, Organisasi Kota-kota Pusaka Dunia (OWHC) untuk pertama kalinya
mengangkat isu perlindungan pusaka tak teraga dan pemanfaatannya dalam
meningkatkan pembangunan ekonomi kota.
Konsep
pusaka budaya tak teraga (intangible cultural heritage) meliputi adat
istiadat dan upacara, perayaan, tradisi oral dan ketrampilan atau kerajinan
dikenal sebagai bagian dari pusaka budaya dan diwariskan dari generasi ke
generasi.
Dewasa ini seiring perkembangan kota dan globalisasi tradisi unik setiap
kebudayaan ini menghadapi risiko kepunahan padahal mereka bisa menjadi
sumberdaya peningkatan ekonomi. Salah satu contoh pusaka tak teraga paling
terkenal di dunia adalah karnaval tahunan di Rio de Janeiro. Peristiwa ini
menyedot perhatian dari ratusan ribu pengunjung ke Brasil setiap tahun. Ada pula
tradisi kultural yang tidak asing lagi seperti matador di Spanyol, teater Jepang
kabuki, dan lain sebagainya. Selain menyimbolkan keunikan setiap budaya,
mereka juga mengembangkan ekonomi dengan meningkatkan arus kedatangan
pengunjung. Interaksi antara pusaka budaya dan ekonomi menghasilkan berbagai
peluang serta tantangan baru bagi pembangunan. Oleh sebab itu, masalah
perlindungan dan pemanfaatan pusaka tak teraga ini sangatlah mendesak dewasa
ini.
Konvensi
internasional yang diadopsi oleh UNESCO pada tahun 2003, yaitu ”Konvensi untuk
Perlindungan Pusaka Budaya Tak Teraga” (Convention for the Safeguarding of
Intangible Cultural Heritage) membawa isu pelestarian pusaka semacam ini ke
tingkat global. Perlindungan pusaka budaya meliputi tindakan-tindakan yang mampu
menjamin vitalitas dan dapat memfasilitasi kelangsungannya dalam berbagai
aspek.
Implementasi Konvensi ini ditujukan pada terarahnya perhatian publik terhadap
masalah ini, terbukanya berbagai metode dan cara pelestarian pusaka tak teraga
serta terkumpulnya dana yang dapat mendukung kegiatan-kegiatan dalam hal ini.
Bersamaan dengan
Konvensi ini, UNESCO juga mengadopsi tiga dokumen penting lain, yaitu
Proclamations of Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of
Humanity. Dokumen-dokumen
ini berisi 90 fenomena kultural yang diakui sebagai pusaka tak teraga
kemanusiaan. Dengan bangga kami sampaikan bahwa 35 di antaranya mewakili
keragaman kultural dari wilayah EuroAsia.
Advisory
Committee of the Conference
Rieks Smeets

David Throsby
Eugenio Yunis

Denis Ricard

Rassikh
Sagitov
Program
Konferensi
Tempat:
The
Sunan Hotel
Jl.
Ahmad Yani 40, Surakarta 57143, Jawa Tengah, INDONESIA

Waktu
Konferensi:
25
– 28 Oktober 2008

Tema: ‘Perlindungan Pusaka Tak Teraga dan
Pembangunan Kota Berkelanjutan’
·
Pusaka
Tak Teraga Eurasia
·
Cara
dan Metode Perlindungan Pusaka Budaya-Sejarah Kota

·
Pariwisata
dan Kawasan Euroasia: Ciri-ciri Umum dan Keunikan
·
Bagaimana
mengembangkan suatu kota menjadi pusat pariwisata yang besar: pengalaman
pengembangan pariwisata.
·
Pengembangan
pariwisata di kota-kota bersejarah di kawasan Euroasia.
·
Pariwisata
dan Pengangguran: pengembangan pariwisata mengurangi angka
pengangguran.

·
Pariwisata
dan Kaum Muda: partisipasi dan peranan kaum muda dalam pengembangan
pariwisata.
·
Trend
baru dalam industri pariwisata budaya.

·
Bagaimana
membuat pariwisata dapat diperoleh oleh tiap orang?
AGENDA
KONFERENSI
.
Sabtu,
25 Oktober 2008
Upacara
Pembukaan Konferensi
Senin,
27 Oktober 2008
Sesi
1: Topik: "Perlindungan warisan budaya takbenda: tantangan dan
prospeknya”
Pembicara:
Rieks Smeets (Sekretaris Pertama Konvensi UNESCO mengenai Perlindungan Warisan
Budaya Takbenda)
Pembicara:
Simon Legrand (Penasihat Seksi Kreativitas Tradisional, Ekspresi Kultural
dan
Warisan Takbenda,
United Nations World Intellectual Property Organization
UN
WIPO)
Pembicara:
A. Zen Umar Purba (Guru Besar Hukum Perdata Internasional di
Universitas
Indonesia;
Mantan Direktur Jenderal Hak Kekayaan Intelektual,
Departemen
Hukum
dan HAM, Republik Indonesia)
Sesi
2: Topik: "Pelestarian dan pengelolaan warisan budaya benda dan takbenda:
metode dan alat guna mencapai pembangunan perkotaan
berkelanjutan"
Pembicara: Eugenio
Yunis (Direktur Program dan Koordinasi, United Nations World Tourism
Organization UN-WTO)
Pembicara:
Walter Santagata (Profesor Keuangan Publik dan Ekonomi Budaya, Universitas
Turin, Italia)
Pembicara:
Laretna Adishakti (Universitas Gadjah Mada, Indonesia; Kepala Bidang Pendidikan
dan Pusaka Saujana, Badan Pelestarian Pusaka Indonesia)
Selasa,
28 Oktober 2008
Sesi
Akhir & Deklarasi
BAHASA
RESMI
Bahasa resmi
Konferensi adalah Bahasa Indonesia, Inggris dan
Rusia.
Penerjemahan secara
simultan akan disediakan sepanjang Konferensi.
Penyelenggara:
·
Pemerintah
Kota Surakarta.
·
Organization
of World Heritage Cities (OWHC)
·
United
Cities and Local Government (UCLG) Kawasan Euro-Asia
Registrasi:
Peserta
konferensi mengisi formulir pendaftaran dan menyerahkannya ke panitia konferensi
sebelum tanggal 20 Oktober 2008.
INFO:
Secretariat
of the Organizing Committee of Solo
Loji
Gandrung (Guest House), Jl. Slamet Riyadi 261,
Solo
57141, Central Java, INDONESIA
Phone/fax:
+62 271 734939
E-mail:
whc.conference@ yahoo.co. id
http://www.whcsolo. com
http://www.euroasia -uclg.ru/ index.php? i=37&lang=1&j=36



WORLD HERITAGE
CITIES Conference and Expo
Solo, October 25-28, 2008

Secretariat:

Address : Loji Gandrung (Guest House), Jl. Slamet Riyadi No. 261,
Solo
57141, Central Java, INDONESIA
Telephone: +62 271 734939
Fax. : +62 271
734939
E-mail : whc.conference@ yahoo.co. id

Official Website: http://www.whcsolo.com

Added by andik on October 19, 2008

Interested 1